Mengenai Saya

Foto saya
semarang, jawa tengah, Indonesia
Hamdun Al-Qashashar mengatakan, "Jika Iblis berkumpul dengan pasukannya. Mereka tidak merasa gembira seperti kegembiraannya terhadap tiga hal : Orang Mukmin yang membunuh Mukmin lain, orang mati dalam keadaan kafir, dan hati orang yang takut terhadap kemiskinan."

DO`A BAGI YANG MENGALAMI KERAGUAN DALAM IMAN

DO`A BAGI YANG MENGALAMI KERAGUAN DALAM IMAN





" Berlindung kepada Allah SWT, Berhenti dari keraguannya ". 1



"Membaca : " Aku beiman kepada Allah dan para Rasul-Nya ". 2





Membaca firman Allah SWT : Dialah yang awal dan Dialah yang akhir, Dialah yang nyata dan Dialah yang tersembunyi, dan Dia mengetahui terhadap segala sesuatu ". 3




Lihat :

1. H.R. Bukhari / Fatul Baari : 6/336, Muslim : 1/120
2. H.R. Muslim : 1/119-120
3. Surat Al Hadid : 3, Abu Dawud : 4/329 dihasankan oleh Al Albani dalam Shahih Abu Dawud : 3/962



dr Taufiq Hidayat-Balaikota Semarang-

Rezeki Yang Telah Ditetapkan

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam. Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Sayyidina Muhammad Saw beserta keluarga dan para sahabatnya.

Alhamdulillah, kesempatan kali ini akan saya pergunakan untuk menulis Penjelasan tentang "Rezeki Yang Telah Ditetapkan" dari kitab Al Hikam karya Syekh Ahmad bin Muhammad Ataillah semoga Allah SWT merahmatinya.

Pada penyampaian kali ini semoga dapat bermanfaat bagi saudara-saudaraku tercinta, dan sekaligus dapat menjawab berbagai macam pertanyaan serta sangkaan yang memojokkan Tasawuf yang berhubungan dengan masalah "Rezeki".
Sebagian dari umat ini selalu menggembar-gemborkan dengan tanpa dasar dan tanpa pengetahuan yang mendalam tentang Tasawuf dalam hal masalah mencari rezeki. Kemiskinan yang menjadi simbol dalam Tasawuf selalu diselewengkan, Apa sebenarnya yang salah dengan "Kemiskinan" ? Mengapa mereka menganggap hina "Kemiskinan" ? Bukankah dalam Hadist "Orang-orang miskin akan masuk surga sebelum orang-orang kaya dengan jangka waktu limaratus tahun setengah hari" H.R. At-Turmudzi nomor 2354 dalam "Az Zuhd" menurutnya, ini hadis hasan


Saya akan memberikan contoh yang amat sangat gampang yang tentunya setiap orang dapat menelaahnya tanpa membutuhkan tingkat pendidikan yang tinggi. Coba saudara-saudaraku sekalian renungkan, apa yang telah dikorbankan oleh para pahlawan yang telah berjuang untuk kemerdekaan negeri ini ?  mereka mengorbankan seluruh jiwa-raga dan harta-benda yang mereka miliki untuk memperjuangkan kemerdekaan negeri ini.. Sudah barang tentu "Kematian" dan "Kemiskinan" mereka adalah "Kematian" dan "Kemiskinan" yang mulia dan tidak sia-sia untuk negeri ini. Ini baru sebatas pengorbanan untuk negeri. Coba saudara-saudaraku sekalian renungkan, Apabila hal ini dilakukan untuk jalan Allah Ta`ala ? tentunya jiwa-raga dan harta-benda amat sangat tidak ada artinya.

Yang amat sangat mengherankan saya, mengapa diantara saudara-saudaraku sekalian sering kali menyelewengkan dan  memutar balikkan keadaan dengan menempelkan kata "Pemalas" pada diri orang-orang "Miskin" karena menafkahkan harta-benda mereka secara kaffah di jalan Allah. Bahkan yang menyedihkan ketika mereka menempelkan kata "Konyol" pada diri orang-orang "Syahid" karena mengorbankan jiwa-raga mereka di jalan Allah SWT.
 

Semoga tulisan berikut dapat membuka hati saudara-saudaraku sekalian, bagaimana Tasawuf tentang "Rezeki Yang Telah Ditetapkan". Apakah Tasawuf mengajarkan "Kemalasan" dalam masalah rezeki ? Semoga berikut ini bisa menjadi jawaban.
dr.T.H 














Kesungguhan dalam mencari rezeki yang telah dijamin oleh Allah akan mendapatkannya, dan mengurangi apa yang diwajibkan padamu, adalah termasuk sifat yang menunjukkan basirah (mata hati) yang tertutup.”
      Sesuatu yang telah dijamin oleh Allah kepada seorang hamba adalah rezeki. Sesuatu yang diminta pertanggungjawaban oleh Allah adalah rezeki juga. Pertanggungjawaban itu, tidak lain menempatkan harta yang telah dianugerahkan Allah kepada para hamba adalah dengan menempatkan harta berfungsi ibadah. Dengan demikian setiap harta kekayaan yang dijamin oleh Allah kepada manusia, hendaklah berfungsi benar sebagai jaminan yang diberlakukan sebagai ibadah untuk kepentingan yang berfaedah bagi si pemilik dan bermanfaat pula bagi sesama hamba Allah.
      Sebab harta yang menjadi jaminan itu akan ditarik kembali oleh Allah apabila harta itu tidak memberkan manfaat bagi agama, sesama hamba, dengan hubungannya dengan  keagungan nama Allah Ta`ala. Jaminan itu berarti Allah Ta`ala, adalah pemilik yang sah dari semua harta yang ada ditangan manusia. Allah Ta`ala akan rida apabila rezeki Allah itu akan menghidupkan syariat, kesejahteraan para hamba Allah, dan tentu Allah akan murka apabila rezeki itu jatuh ketempat maksiat.
      Selain itu pengertian yang dapat diambil dari perkataan sungguh-sungguh diatas, adalah menunjukkan kemampuan yang cukup untuk mendapatkan rezeki yang telah ditebar Allah Ta`ala di muka bumi ini. Kesungguhan mendapat rezeki Allah itu menjadi suatu keharusan, bahkan bisa menjadi wajib, apabila rezeki itu akan berguna bagi ibadah seorang hamba. Mencari rezeki Allah itu bagi manusia telah menjadi sunattullah. Jaminan Allah atas rizeki manusia, sebagaimana pula Allah telah menjamin rezeki bagi seekor anak hewan yang baru lahir dan membiarkannya hidup, karena Allah telah menjadikan rezeki. Demikian juga halnya binatang melata ketika lahir, mampu melangsungkan hidupnya karena jaminan Allah atas rezekinya masing-masing. Sebagaimana Allah berfirman, “ Tiada seekor binatang melata pun di muka bumi ini, melainkan telah dijamin oleh Allah rezekinya…
      Dalam menuntut rezeki di muka bumi ini Allah tidak memaksa manusia agar mendapatkan harta yang berlimpah-limpah. Manusia diberi kesempatan memenuhi kebutuhan hidupnya menurut kemampuan mereka masing-masing. Yang yang diajarkan oleh Islam dalam masalah harta ialah agar manusia tidak bersifat berlebih-lebihan. Karena sikap ini akan membawa ketamakan. Sedangkan ketamakan akan menjurus kepada kerusakan dan aniaya. Sikap rakus dan aniaya akan membutakan hati  manusia.
      Orang mukmin ketika mencari rizki dengan sungguh-sungguh selalu memperhatikan pula cara ber-muamalah, sikap hati-hati, serta mampu membedakan  antara harta yang halal dan harta yang haram.
      Jaminan yang telah diberikan oleh Allah dalam hal rezeki ini seperi difirmankan dalam Al-Quranul Karim. “Perintahlah keluargamu mendirikan shalat, dan berlaku tabahlah menghadapi hidup. Tak perlu kamu bertanya soal rezeki.
      Karena Allah ta`ala telah menjamin rezeki hamba-hamba-Nya, maka kesungguhan hamba untuk berikhtiar dan memohon dari Allah sangat dituntut. Pemberian Allah kepada manusia sesuai dengan ketaatan manusia kepada Allah.
      Seperti sudah dijelaskan di atas, bahwa kedudukan seorang hamba dalam kaitannya dengan rezeki yang diterimanya dari Allah, sangat erat dengan anugerah yang harus dijaganya. Rezeki sebagai pemberian Allah, haram untuk disia-siakan, dan wajib untuk dimanfaatkan bagi agama Allah dan sesama hamba-Nya.
      Rezeki banyak kaitannya dengan persiapan manusia untuk berjumpa dengan Allah. Rezeki selain menjadi bekal hidup dunia, termasuk pula untuk bekal hidup diakherat. Apabila harta yang telah direzekikan kepada manusia dipergunakan untuk kepentingan agama dan amal saleh, seperi menginfakkan dan menzakatkannya. Allah Ta`ala berfirman dalam Al Qur`an, “Berbekallah kamu, karena sebaik-baiknya bekal adalah menunjukkan ketakwaanmu kepada Allah.”
      Ketaqwaan dalam harta, tidak lain adalah memberikan harta itu kepada hamba Allah yang berhak menerima. Karena dalam harta setiap muslim itu terkandung hak orang-orang dhu`afa.

TASAWUF


Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam. Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Sayyidina Muhammad Saw beserta keluarga dan para sahabatnya.
Semoga ini dapat memberikan jawaban, untuk kelompok2 yang selalu berusaha untuk memojokkan, menelanjangi bahkan memerangi Tasawuf. Berpijak pada keperihatinan saya terhadap kajian-kajian, diskusi dari kelompok tertentu dari umat ini, dan ulasan-ulasan dari media-media dakwah mereka, yang secara tersirat atau bahkan secara terang-terangan menetapkan Tasawuf sebagai kayakinan yang batil. Apapun alasannya sudah barang tentu tindakan ini merupakan usaha pengkafiran terhadap Tasawuf. Mengkafirkan Tasawuf adalah kafir.
Dengan selalu mengharapkan Ridho Allah SWT, semoga yang saya tulis dari "Risalah Qusyairiyah" berikut dapat membuka hati saudara-saudaraku yang selalu  memicingkan sebelah mata terhadap Tasawuf. Seorang sufi tentunya tidak akan pernah membalas orang lain atas keburukan yang ditimpakan kepada dirinya, apa yang saya lakukan ini sudah barang tentu menunjukkan bahwa diri saya bukanlah seorang sufi. Tapi saya melakukan ini atas kecintaan saya kepada orang-orang  yang mencintai Allah SWT dan Rasulullah Saw dengan tanpa batas, dan saya selalu berharap semoga  Allah SWT selalu meridhoi apa yang saya lakukan ini.
Pada kesempatan ini semoga pertanyaan-pertanyaan tentang Tasawuf, bahkan anggapan-anggapan miring tentang seorang sufi yang menganggap sufi tak ubahnya hanyalah seorang pemalas berbaju wol yang menutupi borok kemalasannya dengan berpura-pura mencintai Tuhannya, dapat terjawabkan.
InsyaAllah bila Allah SWT memanjangkan umur saya, akan saya hadirkan banyak hal tentang Tasawuf dikesempatan yang lain. Semoga Allah SWT tidak pernah memalaskan otak dan hati saya.
dr T.H




Ustadz Asy-Syaikh berkata,”Bersih (tulus) itu terpuji oleh semua lisan, dan lawannya adalah kotor yang tercela.”
Diriwayatkan dari Yazid bin Abu Ziyad dari Abu Jahaifah yang berkata bahwa Rasulullah Saw, pernah datang kepada kami yang wajahnya tampak seperti marah, lalu bersabda : 





“ Telah hilang kebersihan dunia. Tinggal keruhnya. Maka, mati hari ini adalah sesuatu yang mahal bagi setiap muslim.”
Hadist disebutkan dalam Al-Kanz 15/551 nomor 42138, Hadist riwayat Daruquthni dari Jabir

Ustadz Asy-Syaikh berkata,”Nama ini (tasawuf) telah melekat pada kelompok ini, sehingga dikatakan, dia seorang sufi. Jika kelompok mereka itu shuffiyah (orang-orang sufi), maka jika seseorang telah mencapai nama itu, dia itu disebut mutasawwif. Bentuk pluralnya mutashawwifah. Nama ini menurut bahasa arab bukan termasuk qias atau istiqoq (kata pecahan atau jadian). Nama ini semacam julukan. Adapun ucapan yang mengatakan,”ini dari bahan wol (suf)” , jika kata itu diambil dari kata tashawwafa. Artinya memakai baju wol, sebagaimana kata taqammasha (dari kata qamis) yang berarti memakai baju gamis. Ini dari satu sisi. Akan tetapi, orang-orang arab tidak mengkhususkan nama tashawwafa dengan mengenakan pakaian wol.
Ada yang mengatakan ,”Mereka (mutasyawwifah) adalah orang-orang yang dinisbatkan pada sifat masjid Rasullullah saw. Padahal penisbatan  pada sifat ini bukan untuk para sufi. Sedangkan pendapat yang mengatakan, “Kata tasawwuf diambil dari kata ash-shaofa” yang berarti ketulusan. Kata-kata ini sangatlah jauh jika ditinjau dari pecahan kata asli menurut bahasa arab. Ada yang mengatakan  tasawwuf berasal dari kata shaff (barisan) terdepan dihadapan Allah karena ketulusan hatinya. Makna ini memang benar, namun dari segi bahasa tidak sesuai dengan penisbatan pada kata shaff. Kemudian kelompok ini memang sangat terkenal dan banyak orang yang menanyakan arti tashawwuf itu sendiri.
Siapakah sufi itu ? maka masing-masing orang mengungkapkan seperti ini, dan kami akan menguraikan pendapat mereka dengan jelas.”

Ahmad Al-Jariri pernah ditanya tentang tasawuf, maka jawabnya, “ Memasuki dalam semua akhlaq Nabi dan keluar dari semua akhlaq yang tak terpuji.”
Al-Junaid ditanya tentang tasawuf, jawabnya,”Yaitu kebenaran yang kamu palingkan dapat mematikanmu, dan dengan kebenaran itu dapat menghidupkanmu.”
Al-Husin bin Manshur ditanya tentang seorang sufi, jawabnya,”Orang yang berkepribadian tunggal, tidak mencium orang dan tidak dicium orang.”
AbuHamzah Al_Bagdadi berkata,”Tanda seorang sufi yang tulus adalah keberadaan seseorang yang menjadi miskin setelah kaya, menjadi hina setelah jaya dan menjadi tersembunyi setelah terkenal. Tanda seorang sufi yang dusta adalah keberadaan seseorang yang menjadi kaya setelah miskin, menjadi jaya setelah hina dan menjadi terkenal setelah tersembunyi.”
Amr bin Utsman Al-Makki pernah ditanya tentang tasawuf, lalu dijawab, “Seseorang hamba yang setiap waktu meningkat kebaikannya.”
Muhammad bin Ali Al-Qashashab berkata ,”Tasawuf itu adalah akhlaq yang terpuji, yang tampak dimasa yang mulia, dari seorang yang mulia, bersama orang-orang yang mulia.”
Sumnun pernah ditanya tentang tasawuf, jawabnya, “Janganlah memiliki sesuatu dan janganlah dimiliki sesuatu.
Ruwaim pernah ditanya tentang tasawuf, jawabnya,” Jiwa yang menurut kepada Allah sesuai dengan kehendak-Nya.
Al-Junai pernah ditanya tentang tasawuf,  lalu jawab,”Hendaklah kamu bersama Allah saja, tidak punya hubungan lain.
Ruwaim bin Ahmad berkata,”Tasawuf itu dibangun atas tiga hal: Berpegang teguh dengan kemiskinan dan menjadi miskin, suka memberi dan lebih mengutamakan orang lain daripada dirinya sendiri, menutup diri dan penuh pasrah kepada Allah.
Menurut Ma`ruf Al-Kharkhi, tasawuf  itu mengambil hakikat dan berputus asa dari apa yang ada pada tangan mahluk. Hamdun Al-Qashashar mengatakan,”Bagi orang-orang sufi kejelekan banyak  alasannya, tetapi kebaikan bukan merupakan kebanggaan mereka. Mereka menghormati seseorang karena kebaikan.”
Al-Kharraz pernah ditanya tentang orang-orang ahli tasawuf, jawabnya,”Mereka adalah orang-orang yang diberi Allah sehingga dilimpahi nikmat-nikmat-Nya dan hal-hal yang luar biasa. Mereka tenang bersana Allah. Mereka tidak berpaling dari Allah sehingga tidak perduli dengan dirinya sampai meninggal, kemudian mereka dipanggil dari jiwa-jiwa yang lembut, “Ingatlah, menangislah karena ditinggal mereka.”
Al-Junaid,”Tasawuf merupakan sikap tunduk yang tidak ada kompromi sama sekali. “ Katanya lagi,”Mereka itu adalah keluarga satu rumah yang tidak dapat dimasuki orang lain.”
Tasawuf itu pikiran yang penuh dengan konsentrasi satu, hati yang bersandar kepada Allah, dan perbuatan yang bersandar kepada kitabullah dan sunah Rasul-Nya,” kata seorang ulama.
Orang sufi itu sepeti tanah, setiap kejelekan (kotoran dilemparkan kepadanya, tapi tanah itu masih tetap membuahkan yang baik, “kata sebagian yang lain.”Orang sufi tu seperti bumi yang diinjak oleh orang baik dan orang yang jelek, atau seperti mendung yang menutupi (mengayomi) segala sesuatu yang ada, dan seperti tetesan air yang menyirami smuanya,”kata lainnya. “Jika kamu melihat seseorang yang zhohirnya sufi, maka ketahuilah bahwa bathinnya kropos,”kata lainnya lagi.
Sahal bin Abdullah berkata,”Orang sufi adalah orang yang melihat darahnya sendiri sia-sia dan segala miliknya dihalalkan untuk orang lain.
Sifat seorang sufi adalah tenang jika miskin dan lebih mengutamakan orang lain jika mempunyai sesuatu,”kata Ahmad An-Nuri.”Tasawuf adalah akhlaq, maka barangsiapa bertambah baik akhlaqnya, maka akan bertambah mantap tasawufnya (semakin bersih jiwanya),” kata Muhammad bin Ali Al-Kattani. “Tasawuf itu menetap dipintu kekasih (Allah) walaupun ia terusir  (karena dosanya),”kata Ahmad bin Muhammad Ar-Rudzabari. Kebersihan hati yang dekat kepada Allah adalah setelah jauh dari Allah karena kotoran dosa,”katanya lagi.
Orang yang paling buruk adalah orang sufi yang Bakhil,” kata seorang ulama. “Tasawuf adalah tangan yang hosong (banyak memberi sampai habis) dan hati yang baik,” kata sebagian ulama
Dalf Asy-Syibli berkata,”Tasawuf adalah duduk bersama Allah tanpa merasa sedih sedikitpun.”
Dikatakan bahwa sufi adalah seseorang yang menunjukkan kebenaran tentang Allah, karena mahluk itu butuh Allah.
Dalf Asy-Syibli berkata,”Seorang sufi itu terputus dari mahluk dan bersambung dengan Allah, sebagaimana dalam firman-Nya :



“Dan aku telah memilihmu untuk diriku (QS. Thaha :41)
ia memutuskan segala hubungan dengan selain Allah, kemudian berkata,”Kamu tidak akan melihatku.”
Orang-orang sufi adalah anak-anak kecil yang berada dipangkuan Allah,” katanya lagi .“Sedangkan tasawuf  itu seperti kilat yang mampu membakar.” Lanjutnya.
Dikatakan bahwa tasawuf adalah benteng diri dari memandang dunia. Ruaim bin Ahmad berkata,”Orang-orang sufi tetap baik walaupun mereka dimusuhi. Jika mereka telah damai (takut dimusuhi), maka tiadalah kebaikannya.
Ahmad Al-Jarir berkata, “Tasawuf selalu mengoreksi hal ihwal dirinya dan menetapi sopan-santun.” Tasawuf tunduk kepada kebenaran , “kata Ali Al-Muzayyin.”Orang sufi (oarng yang bersih) tidak bisa dikotori suatu apapun, bahkan semua yang keruh menjadi jernih karena dia,” kata Askar An-Nasksybi.
Dikatakan bahwa seorang sufi tidak diikuti tuntutan dan tidak terganggu oleh sebab.
Dzun Nun Al-Mishri pernah ditanya tentang orang-orang sufi, lalu dijawab,”Yaitu orang-orang yang mengutamakan Allah daripada lainnya, sehingga Allah lebih mengutamakan mereka daripada lainnya.”
Muhammad Al-Wasithi berkata,”Manusia yang telah mempunyai tanda-tanda (isyarat), kemudian terjadi pelanggaran sehingga tiada akibatnya selain penyesalan.
Ahmad An-Nuri pernah ditanya tentang seorang sufi, lalu dijawab,”Yaitu orang yang mendengarkan apa yang didengar dan lebih mendahulukan sebab.”
Abu Nashr As-Siraj Ath_Thusi berkata,”Saya bertanya Ali Al-Hushri,”Siapakah orang sufi itu menurutmu ? “ Jawabnya, “ Orang sufi adalah orang yang tidak menginjak bumi dan tidak dinaungi langit.”
Ustadz Abul Qasim Al-Qusyairi berkata,” Akan tetapi, dia mengisaratkan kepada kondisi penghapusan.”
Dikatakan bahwa seorang sufi jika berhadapan dengan dua hal yang sama-sama baik, dia selalu mengerjakan yang terbaik.
Dalf Asy-Syibli pernah ditanya,”kenapa mereka member nama ini dengan nama (sufi)?” Lalu menjawab,”Karena masih ada jiwa mereka yang tersisa, kalau karena bukan hal itu, pastilah tidak ada hubungan nama (sufi) dengan mereka.
Ahmad bin Al-Jalla` ditanya,”Apakah arti sufi?” jawabnya, “Kami tidak mengetahuinya dalam syarat ilmu pengetahuan, akan tetapi kami mengetahui bahwa sufi itu adalah orang yang benar-benar miskin dari sebab. Dia selalu bersama Allah tanpa temp[at, dan Allah tidak kesulitan mengetahuinya disegala tempat. Dia adalah orang sufi.
Abu Ya`kub Al-Muzabili berkata,”Tasawuf adalah suatu kondisi yang hilang dari dunia manusia.
Abul Hasan As-Sirwani berkata,”Orang sufi itu orang yang mengikuti aturan sufi bukan membaca wirid.”
Saya mendengar Ustadz Abu Ali Ad-Daqaq, semoga Allah merahmatinya, berkata,”Sebaik-baik dalam bab ini adalah ucapan yang mengatakan,”Jalan ini tidak patut kecuali bagi orang-orang yang lurus. Sesungguhnya Allah telah menyapu bersih kotoran mereka dengan jiwa mereka.
Katanya lagi di suatu hari,”Seorang miskin tiada yang dimilikinya selain jiwa, lalu dihadapkan kepadanya anjing-anjing penjaga pintu, namun tidak ada satu anjingpun yang melihatnya.”
Abu Sahal Ash-Sha`luki berkata,”Tasawuf berpaling dari semua rintangan.” Ali Al-Hushri berkata,”Seorang sufi itu tidak ada setelah hilang, dan tidak hilang setelah ada.”
Ustadz Abul Qasim Al-Qusyairi berkata,”Maksud ucapan ’ tidak ada setelah hilang, dan tidak hilang setelah ada’ adalah jika telah hilang perbuatan-perbuatan tercelanya, maka tidak akan terulangi lagi, dan jika telah sibuk dengan Allah, maka tidak bisa terganggu oleh mahluknya. Apapun yang terjadi tidak mempengaruhinya sedikitpun.
Dikatakan bahwa orang sufi adalah orang yang mencabut semua kejelekanh sampai akarnya, dan menggantinya dengan apa saja yang benar.”Orang sufi dipaksa untuk memurnikan ketuhanan dan tertutup dengan perbuatan ibadahnya,”kata seorang sufi. “Orang sufi tidak berubah. Jika harus berubah, perubahan itu tidak sampai menjadikannya kotor,” kata sebagian sufi lainnya.

RVHOST Virus


JURUS JITU MENGHILANGKAN RVHOST.EXE

Apa itu RVHOST.EXE ?

RVHOST.EXE adalah virus yang ditularkan ke PC melalui flash disc ataupun memori card lainnya yang dicolokkan ke PC kita. Konon virus ini dapat menyebar ke seluruh program PC  juga copy ke  thumbdrive sendiri.
Banyak pakar-pakar ataupun ahli komputer yang memberikan saran berbagai cara untuk menghilangkannya mulai dari langkah ke C: \ WINDOWS \ system32 \ RVHOST.exe
c:\windows\rvhost.exe %all drives%\new folder.exe
C:\Windows\Tasks\At1.job
…..dll……..sampai akhirnya cara orang putus asa yaitu me-RESTART ulang program dalam PC yang tentunya data-data kita tentunya akan hilang.
Dan walaupun kita memakai anti virus PCMAV CLN


mungkin virus bandel itu tetep nongol aja, itu pengalamanku lho….
Setelah berjam-jam ku obrak-abrik semua alamat di mbah GOOGLE eh kedapetan juga yang namanya ajian Flash_Disinfector.exe. Banyak situs-situs yang menawarkan free download anti virus Flash_Disinfector.exe bisa disini ataupun disini
Nah setelah kita bisa mendownload akan kita dapatkan gambar



Setelah itu kita double klik di lambangnya dan akan nampak gambar


Aktifkan anti virus tersebut dengan menekan tombol OK dan selama proses berlangsung proses layar monitor kita akan tampak bersih dari semua program yang ada di shortcut to desktop tapi itu hanya sesaat dan nanti akan muncul gambar





dan selesai sudah semua masalah kita.
Semoga ini bermanfaat bagi kita dan SELAMAT MENCOBA
Semoga momoknya ndak nampak lagi….AMIIIIN

SOP Pemeriksaan Kesadaran secara kwantitatif dan kwalitatif



PELAYANAN BP UMUM
Penanggung Jawab
INSTRUKSI KERJA
PEMERIKSAAN  KESADARAN
Disiapkan
Diperiksa
Disahkan
No Kode      :
No Revisi     :
Tgl Mulai Berlaku   :
Jumlah Halaman     :




Kebijakan
Pelaksanaan Pelayanan BP Umum harus mengikuti langkah-langkah kerja pada Protap Terapi
Tujuan
Pemeriksaan Kesadaran secara kwantitatif dan kwalitatif
Referensi
Buku Penuntun Kerja Keterampilan Klinik, Bagian Ilmu Kesehatan Mata Sistim Indera Khusus FK UNHAS 2009
Ruang Lingkup
Dilakukan di BP Umum
Penanggungjawab
Koordinator BP Umum
Masa berlaku
Ditinjau ulang setahun sekali
Definisi

Alat dan Bahan
-           Sarung tangan
-           Masker bedah
-           Alat tulis

Langkah-langkah
CARA PEMERIKSAAN KESADARAN  :

Pemeriksaan kesadaran  dapat dinyatakan secara kwantitatif maupun kwalitatif. Cara kwantitatif dengan menggunakan Glasgow Coma Scale dipandang lebih baik karena beberapa hal :
-  Dapat dipercaya
-  Sangat teliti dan dapat membedakan kelainannya hingga tidak terdapat banyak perbedaan antara  dua penilai (obyektif   
-  Dengan sedikit latihan dapat juga digunakan oleh perawat sehingga observasi mereka lebih cermat   

  
CARA PEMERIKSAAN KWANTITATIF
(GLASGOW COMA SCALE )

         MEMBUKA MATA
         RESPONS VERBAL ( BICARA )
         RESPONS MOTORIK ( GERAKAN )


PENILAIAN GLASSGOW COMA SCALE
( GCS )

Pemeriksaan
Skala
Nilai
Eye Opening
Spontan
4
Dipanggil / perintah verbal
3
Rangsang nyeri
2
Tidak ada respon
( Diam )
1


Pemeriksaan
Skala
Nilai
Verbal Response
Orientasi baik
5
Konversi / Jawaban kacau
4
Kata-kata kacau
( Inappropriate )
3
Bersuara tidak berarti 
( Incomprehensible )
2
Tidak bersuara
1


Pemeriksaan
Skala
Nilai
Motor Response
Sesuai perintah
6
Lokalisasi / rangsang nyeri
5
Reaksi pada nyeri
( menarik / berlawanan rangsang nyeri  )
4
Fleksi  abnormal
( Dekortikasi )
3
Ekstensi
( Deserebrasi )
2
Tidak ada response
( Diam )
1

NILAI :
      15 : Composmentis
12-14 : Somnolen
  8-11 : Soporous
    3-7 : Coma


CARA PEMERIKSAAN KESADARAN
( PITTSBURGH BRAINSTEM SCORE )

Cara ini dapat digunakan untuk menilai refleks brainstem pada pasien koma



Brainstem reflex                                                           Positif    Negetif
1.     Refleks bulu mata kedua sisi                             2              1
2.     Refleks kornea  kedua sisi                                   2              1
3.     Doll’s eye movement/ice water calories  2              1
     kedua sisi
4.     Reaksi pupil kanan terhadap cahaya           2              1
5.     Reaksi pupil kiri terhadap cahaya                  2              1
6.     Refleks muntah atau batuk                                 2              1

Interpretasi  :
   Nilai minimum : 6
   Nilai maksimum : 12 ( nilai / skor makin tinggi makin baik )




CARA PEMERIKSAAN KWALITATIF

Tingkat kesadaran dibagi menjadi beberapa yaitu:
Composmentis
Somnolen
Sopor
Koma  ringan
Koma

SOMNOLEN :  
     Keadaan mengantuk . Kesadaran dapat pulih penuh bila dirangsang . Somnolen disebut juga sebagai  letargi. Tingkat kesadaran ini ditandai oleh mudahnya pasien dibangungkan, mampu memberi  jawaban verbal dan menangkis rangsang nyeri

SOPOR  ( STUPOR ) :  
     Kantuk yang dalam. Pasien masih dapat dibangunkan
dengan rangsang yang kuat , namun kesadarannya segera menurun lagi. Ia masih dapat mengikuti suruhan yang singkat dan masih terlihat gerakan spontan. Dengan rangsang nyeri pasien tidak dapat dibangunkan sempurna. Reaksi terhadap perintah tidak konsisten dan samar. Tidak dapat diperoleh jawaban verbal dari pasien. Gerak motorik untuk menangkis rangsang nyeri masih baik

KOMA RINGAN ( SEMI – KOMA ) :  
     Pada keadaan ini tidak ada respons terhadap rangsang verbal. Refleks ( kornea, pupil dsb ) masih baik. Gerakan terutama  timbul sebagai respon terhadap rangsang nyeri. Pasien tidak dapat dibangunkan

KOMA ( DALAM ATAU KOMPLIT  ) :  
     Tidak ada gerakan spontan. Tidak ada jawaban sama sekali terhadap rangsang nyeri yang bagaimanapun kuatnya